Senin, 07 November 2011

ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK

Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.




Akhlah adalah suatu ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan buruk, terpuji dan tercela, menyangkut perkataan dan perbuatan manusia lahir batin, yang berdasarkan wahyu Tuhan.


Obyek kajian akhlak adalah mendorng untuk melekukan perubahan sifat hati (kodisi hati) yang kadang bisa baik bisa buruk yang di cerminkan dalam prilaku. Dan jika sifat hatinya baik maka yang muncul yaitu akhlak yang baik (al-akhlaq al-karimah) dan jika hatinya busuk maka yang keluar dalam prilakunya adalah akhlak yang buruk (al-akhlak al-mazumumah), maka manusia harus perlu membedakan mana yang buruk dan yang baik.


Ada 3 macam nafsu yang terdapat didalam diri manusia adalah sbb :

  • Nafsu “ syahwaniyyah”, (nafsu ini ada pada manusia dan ada pula pada binatang) adalah nafsu yang cenderung kepada kelezatan semisalmakann, minuman, dan saywat jasmaniyyah seperti bersenagn-senang dengan perempuan. Dan jika nafsu ini tak dikendalikan maka manusia tak ada bedanya dengan binatang, dan silkap hidupnya menjadi hedonisme.
  • Nafsu “al-ghadabiyyah”, (ada pada manusia dan binatang) yaitu nafsu yang cenderung kepada marah,merusak, ambisi dan senang menguasai dan mengalahkan yang lain. Dan juga nafsu ini lebih kuat ketimbang nafsu “syahwaniyyah”, dan lebih berbahaya bagi pemiliknya jika tak terkendalikan. Ia akn cenderung pemarah, sangat,”hiqdu (dengki), tergesa-gesa tidaktenang, serta cepat bertindak untuk menaklukkan mushnya tanpa pertimbngan matang dan rasional.
  • Al-nafsu al-nathiqah, yaitu nafsu yang membedakan manusia dengan binatang lain (hewan yang lainnya). Dengan nafsu ini manusia mampu berzikir, mengambil hikmah, memahi fenomena alam, dan dengan nafsu ini juga manusia menjadi Agung, besar cita-citanya kagum pada dirinya sehingga bersyukur kepada tuhannya. Dan nafsu ini juga dapat menajdikan manusia untuk mebedakan baik- buruknya dan dengan nafsu ini juga manusia dapat mengendalikan keuda nafsu yakni “al-syawaniyya” dan al-gadhabiyyah”.


Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya yaitu traidsi yang berlaku di suatu masyarakat. Dan seseorang dianggap bermoral kalau sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia berada, dan sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral jika hidupnya tidak sesuai dengan tradisi yang beralaku di masyarakat tersebut. Dan menurut ajaran islam, pada umumnya manusia adalah makhluk yang bermoral dan etis dan juga penuh dengan nilai-nilai atau norma-norma.

Sedangkan perbadaan dan persamaannya adalah sama-sama pembahas tentang baik-buruknya segala apa yang ada, dan perbedaannya tidak terlalu membahas lebih rinci mengenai mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk tapi, hanya membaha mengenai nilai-nilai dan norma yang ada. Sebagai mana di dalam QS. Al-Ba qarah.’ 183

Artinya :

“Hai oarng-orang ynag beriman, di wajibkan puasa kepada kamu seperti halnya di wajibkan puasa kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi manusia taqwa” (QS. Al-Ba qarah.’ 183)


Makna taqwa adalah menjadikan kita untuk selalu mengingat kepada allah karna dengan mengingat dia hati kita akan selalu menjadi tenang dan merasa nyaman, baik dalam sedih maupun senang dan dapat memberikan pentunjuk kepada kita untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana hal yang buruk.

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan yang Maha Esa (Allah) dengan mencucikan hati (tahfiat al-qalbi). Dan hati yang suci bukan hnya bisa dekat dengan tuhan malah dapat melihat tuhan (al-ma’ rfiih).


Ada 3 macam pengetahuan menurut Zun Nun al-Misri adalah sbb :

  • Pengetahuan awan yaitu Tuhan satu dengan perantaraan ucapan kalimat sahadat
  • Penegtahuan ulama yaitu Tuhan yaitu menurut logika akal.
  • Pengetahuan kaum sufi yaitu Tuhan satu dengan perantaraan hati sanubari


Tujuan ahklak adalah aktualisasi ajran Islam itu sendiri. Dan dalam hal ini tidaklah cukup dengan iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuna. Yang “kaffa” adalah iman, dan amal, dan amal itulah yang di maksud tujuan ahklak.


Ruang lingkup ajaran ahklak adalah sbb :

  • ahklak kita terhadap diri sendiri yaitu “al-taubah” (kembali kepada tuhan), “al-muraqabah” (kesadaran diri bahwa tuhan mengintai kita), al-muhasabah” (selalu intorpeksi terhadap diri sendiri), dan “al-mujahadah” (terus-menerus mendekati tuhan).
  • Ahklak kita terhadap Allah SWT. Yaitu ahklak terhadap kalam Allah (al-kitab).
  • Ahlak terhadap rasullulah dan
  • Ahlak terhadap mahluk (sesame manusia) yaitu ahlak terhada terhadap kedua orang tua, ahlak etika terhadap sesame kerabat, etika terhadap tetangga, etika terhadapsesama muslim, etika kepada orang kafir (non muslim), etika terhadap binatang dan terakhir etika terhadap alam dalam arti luas.


Indikator manusia yang berahklak adalah manusia yang suci dan sehat artinya, sedangkan manusia yang tidak berahklak (moral) adalah manusia yang kotor dan sakit hatinya.namun seringkali manusia tidak sadar kalau hatinya sakit, kalaupun dia sadar dengan kesakitan hatinya, ia tidak berusaha untuk mengobatinya. Padahal penyakit hati jauh lebih berbahaya ketimbang penyakit fisik.


Sebab seseorang yang sakit secara fisik jika penyakitnya tidak dapat diobati dan di sembuhkan ujung-ujungnya hanya kematian. Dan kematian tersebut bukanlah akhir segala persolan melainkan pintu yang semua orang akan memasukinya, tetapi penyakit hati jika tidak disembuhkan maka akan berakhir dengan kecelakaan dialam keabadian.


Aktualisasi ahklak dalam kehidupa adalah bersifat universal dan komprehensif, mencangkup aspek-aspek lahir dan batin yaitu melalui ilmu dan amal “mujadah dan riyadah.” implementasi ahklak dan tasawuf, bahwa secara keilmuan tasawuf harus dibedahkan sehingga jelas substansi kajianya dan sekaligus posisinya dalam ajaran Islam. Cara lain yaitu keteladanan merupakan usaha yang sulit tetapi amat menentukan, memberikan motivasi memberikan hadiah atau sebaliknya menghukum secara psikologis yang tidak kalah pentingnya adalah upaya penciptaan suasana kondusif oleh semua pihak.


Tasawuf adalah proses pendekatan diri pada tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati (tahfiat al-qalbi). Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan tuhan malah dapat melihat tuhan (Al-Ma’rif) dalam tasawuf disebutkan bahwa tuhan mahasucci tidak dapat didekati keculiati nati yang suci. Sedangkan alasan jikir adalah untuk menenangkan hati dari berbagai macam masalah atau cobaan dan juga untuk membukan pikiran kita menjadi kosong dan hanya berpikir pada tuhan (Allah) semata untuk mendapat petunjuk dan rahmatnya.


Langka lahir yang harus ditempu untuk membentuk anak yang baik adalah dengan cara yang tulus dan memberikan contoh yang baik dalam pengalan fisih dan tawasuf seakaligus memberikan teladan bagaimana sikap teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.



Adapun cara mengubah kebiasaan buruk menurt Ahmad Amin dan Al-Ghajali adalah mencapai ahklak yang baik.

Menurut Al-Ghajali meliputi tiga cara yaitu :

  • Ahklak yang merupakan anugerah dan kasih sayang Allah yakni orang memiliki ahklak baik secara almiah (bi al-thabi ‘ah wa alfitrah), seabgai sesuatu yang di berikan Allah kepadanya sejak ia dilahirkan.
  • Denagan “mujhahadah” (menahan diri) dan
  • Dengan “riyadhah” melatih diri secara spriktual, dan bentuk riyadhah yang di sepakati para sufi, sebagaimanan telah dijelasakan antara lain ialah dengan zikir.

Sedangkan menurut Ahmad Amin meliputi delapan cara yaitu :

  • Menyadari perbuatan buruk, bertekad untuk meninggalkannya
  • Mencari waktu baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk megujudkan niat dan tekat semula.
  • Menghindarkan diri kepada segala hal yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu terulang.
  • Berusah untuk tetap berada dalam keadaan yang baik.
  • Menghindarkan diri dari kebiasaan buruk dan meninggalkannya dengan sekaligus.
  • Menjaga dan memelihara baik-baik kekuatan penolak dalam jiwa yaitu kekuatan penolak terhadap perbuatan yang buruk yaitu perbuatan yang di pelihara dengan istiqamah, ihklas dan jiwa tenang.
  • Memilih teman bergaul yang baik, sebab pengaruh itu besar sekali terhadap pembentukaan watak pribadi dan
  • Menyebuhkan diri dengan pekerjaan yang bermanfat.


Ahklak pada lingkungan adalah dengan cara menghargai sesama, saling bersilaturahmi dan beristiqamah dengan sesama muslim dan juga agama lain. Maka akan terbentuklah rasa saling mennghargai dan menghormati satu sama lain.

Semestinya saya berahklak berati saya udah memilik sikap untuk menghormati arang lain atau sesama, sesuai dengan profesi yang saya miliki sekarang karna dengan berahklak berati kita udah mendapatkan kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Psikologi Remaja, Karakteristik dan Permasalahannya

Masa yang paling indah adalah masa remaja.

Masa yang paling menyedihkan adalah masa remaja.

Masa yang paling ingin dikenang adalah masa remaja.

Masa yang paling ingin dilupakan adalah masa remaja.

Remaja

Remaja

Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.

Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

  1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  2. Ketidakstabilan emosi.
  3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
  4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
  5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
  6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
  7. Senang bereksperimentasi.
  8. Senang bereksplorasi.
  9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
  10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.

Permasalahan Fisik dan Kesehatan

Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).

Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.

Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang

Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.

  • Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
  • Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
  • Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
  • Cinta dan Hubungan Heteroseksual
  • Permasalahan Seksual
  • Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
  • Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama

Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol dan narkoba (Rey, 2002). Tiga jenis pengaruh yang memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja:

Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya "jatuh cinta".

Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid & Fei ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.

Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.

Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya "ketidaknormalan" yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).

Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.

Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja.

Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.

Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.

Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.

Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanak-kanak. Hal ini terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita kelak menghadapi masa dewasanya.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar