Senin, 20 Juni 2011

Konseling Rational Emotif

Tokoh teori ini adalah Elbert Ellis, ia mendapat pendidikan dalam psikoanalisa tapi ia merasa kurang karena diaanggap ortodoks, yang kemudian mengembangkannya sendiri yang disebut terapi rasioal-memotfi.

1. Konsep Pokok
Ellis memandang bahwa manusia itu bersifat rasional dan irasional. Masalah – masalah emosional terletak dalam berfikir yang tidak logis. Dengan mengoptimalkan intelektualnya seseorang dapat membebaskan dirinya dari gangguan emosional.
Unsur pokok terapi rasional emotif adalah asumsi bahwa berfikir dan emosi bukan dari proses yang terpisah. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan diprasangkakan sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intristik. Pikiran – pikiran seseorang dapat menjadi emosi seseorang dan merasakan sesuatu dalam situasi tertentu dapat menjadi pemikiran seseorang yang penting dari teori rasional emotif adalah konsep banyak perilaku emosional individu yang berpangkal pada interanlisasi kalimat – kalimat yang menurut Ellis dikarenakan :
a. Terlalu bodoh untuk berfikir secara jelas.
b. Orangnya cerdas tetapi tidak tahu bagaimana berfikir secara cerdas dan berfikir secara jelas dalam hubungannya dengan keadaan emosi.
c. Orangnya cerdas dan cukup berpengetahuan tetapi terlalu neuratik menggunakan kecerdasan dan pengetahuan secara memadai.
Hal yang irasional itu dipengaruhi dari orang tua dan lingkungan tersebut, namun berfikir logis menurut Ellis dapat dimanipulasi kearah berfikir yang rasional dan logis. Teori utama yang mengenai kepribadian dikemukakan oleh Albert Ellis dan para penganut Rational Emotive trapi adalah “Teori A-B-C-D-E-F” yang merupakan sentral dari teori dan praktek RET.


2. Proses Konseling
Tugas konselor adalah membantu individu yang tidak bahagia dan menghadapi ujian untuk menunjukan bahwa :
a. Kesulitan disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran – pikiran yang tidak logis.
b. Usahanya adalah harus kembali pada sebab – sebab permulaan. Konselor yang efektif akan membantu klien untuk mengubah pikiran, perasaan dan perilaku yang tidak logis, kemudia membantu klien agar memperbaiki cara berfikir, merasa dan berperilaku, sehingga tidak lagi mengalami gangguan emosional dimasa mendatang.
3. Tujuan Konseling Rasional Emotif.
Tujuan utama konseling Rational Emotif adalah sebagai berikut :
a. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berfikir, keyakinan serta pandangan – pandangan klien yang baik dan dapat mengembangkan dengan baik.
b. Menghilangkan gangguan emosional yang merusak diri sendiri, dengan cara berusaha menghilangkan dengan melatih dan mengajarkan klien untuk dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan mengemabangkan kepercayaan, nilai – nailai dan kemampuan diri sendiri.
Trapi Rasional Emotif akan tercapai pribadi yang ditandai dengan :
1. Minat pada diri sendiri
2. Minat social
3. Pengarahan diri
4. Toleransi pada pihak lain
5. Deksibilitas
6. Menerima ketidakpastian
7. Komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya
8. Berfikir ilmiah
9. Penerimaan diri
10. Berani mengambil resiko dan menerima kenyataan

Karakteristik terapi rasional emotif
a. Aktif- direktif
Bahwa dalam gubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
b. Kognitif – eksperiensial
Hubungan yang dibentuk harus berfokus pada aspek kognitif dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
c. Emotif- eksperiensial
Harus melihar aspek emotif klien dengan mempelajari, membongkar keyakinan yang kliru yang mendasari ganguan klien.
d. Behavioristik
Hubungan yang dibentuk harus menyentuh dan mendorong terjadiya perubahan perilaku dalam diri klien.
e. Kondisinal
Hubungan terapi rasional emotif dilakukan dengan membuat kondisi – kondisi tertentu untuk mencapai tujuan konseling.
Albert Elis (1973) memberikan gambaran tentang apa yang dapat dilakukan oleh seorang praktisi rasional emotif yaitu :
a. Mengajak, mendorong klien untuk menanggalkan ide irasional yang mendasari gangguan emosional dan perilaku.
b. Menantang klien dengan berbagai ide yang valid dan rasional
c. Menggunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan irasional klien
d. Menunjukan azas ilogis dalam berfikir
e. Menunjukan keyakinan irasional akan senantiasa mengarakan klien pada gangguan behavioral dan emosional.
f. Menggunakan absurdity dan humor
g. Menjelaskan bagaimana ide – ide yang rasional
h. Mengajarkan klien untuk mengaplikasikan pendekatan – pendekatan ilmiah, obyektif dan logis dalam berfikir.

4. Teknik – teknik Terapi
Tekinik – teknik Emotif (efektif)
a. Teknik Assertive Training
Digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien untuk secara tersu menerus menyesuaikan dirinya dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
b. Teknik Sosiodrama
Digunakan untuk mengekspresikan jenis perasaan yang menekan melalui suasana yang didramatisasikan.
c. Teknik “Self modeling”
Teknik yang digunkan untuk meminta klien agar tetap setia pada janjinya dan secara terus menerus menghindarkan dirinya dari perilaki negative.
d. Teknik Imitasi
Digunakan dimana klien diminta untuk menirukan secara terus menerus perilaku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan perilaku sendiri yang negative.
Teknik – teknik Behavioristik
a. Teknik Reinforcement (penguatan)
Untuk mendorong klien kearah perilaku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verval ataupun hukuman.
b. Tekinik Social Modeling
Digunakan untuk memberikan perilaku –perilaku baru pada klien
c. Teknik Live Models (model dari kehidupan nyata)
Digunakan untuk mengambarkan perilaku tertentu, terutama perilaku interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan social, interaksi dengan memecahkan masalah.

Teknik – teknik Kognitif
Teknik ini digunkan dengan maksud untuk mengubah system keyakinan klien serta perilaku – perilaku negative. Klien didorong dan dioptimalkan aspek kognitifnya agar fapat berfikir dengan rasional dan logis sehingga dapat bertindak sesuai dengan system nilai yang diharapkan dirinya serta lingkungannya.
Beberapa Teknik Kognitif yang cukup dikenal adalah
a. Home Work Assigments (Pemberian tugas rumah)
Klien diberi tugas rumah untuk membiasakan diri serta menginternalisasikan system nilai yang menuntut pola perilaku yang diharapkan, yang dapat diharapkan dapat mengurangi perasaan irasional dan ilogis dalam situasi tertentu. Pelaksanaan Home Work assignments yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka, yang dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap tanggung jawab, percaya diri serta mengurangi ketergantungannya terhadap konselor.
b. Teknik Assertive
Digunakan untuk melatih keberanian dalam mengekspresikan perilaku tertentu dengan bermain peran, latihan dan social modeling.
John L. Shelton (1977) mengemukakan maksud utama teknik ini yaitu
1. Mendorong kemampuan klien mengekspresikan seluruh hal yang berhubungan dengan emosinya.
2. Membangkitkan kemapuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya tanpa menolak hak asasi orang lain.
3. Mendorong kepercayaan pada kemampuan diri sendiri.
4. Meningkatkan kemampuan untuk memilih perilaku assertive yang cocok untuk dirinya sendiri.
Dalam proses konseling rasional emotif diharapkan menggunakan dan mengabungkan beberap teknik tertentu. Hanya Ellis menyarankan agar teknik Home Work Assigment perlu sebagai syarat utama untuk sesuatu konseling yang tuntas. Terapi rasional emotif dapat digunakan untuk membantu orang dalam menggurangi kecemasan dan permusuhan serta berguna untuk membatu individu mewujudkan diri individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar