Sabtu, 18 Juni 2011

PISIOLOGI BELAJAR

A. DEFINISI DAN CONTOH BELAJAR
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam setiap penyelenggaraan dan jenjang dan jenis pendidikan.
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi / materi pelajaran.
Ada beberapa pendapat dari para ahli psikolog pendidikan
1. Skinner, dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Education Psychology The Teaching – Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian
Skinner percaya adaptasi akan berhasil apabila diberi penguatan (reinforcer)
2. Chaplin dalam Dictionary of Psycology belajar adalah perubahan perolehan tingkah laku yang relatif menatap sebagai akibat pelatihan dan pengalaman.
3. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisasi, manusia dan hewan yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme.
4. Wittring dalam bukunya Psychology of Learning. Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman dan lain-lainnya.

B. ARTI PENTING BELAJAR
Belajar adalah Key Tern (istilah kunci) yang paling vital dalam setia usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sehubungan dengan ini seorang siswa yang sedang belajar idealnya ditandai dengan munculnya pengalaman-pegalaman psychology baru yang positif yag bersifat kejiwaan yag dapat mengembangkan aeka ragam sifat, sikap da kecakapan yang kontruktif. Maka dari itu guru juga dapat diharapkan dalam keadaan siap da memiliki (berkemampua tiggi) dalam menuaikan kewajibanya sehigga tercipta sumber daya yang berkualitas.

C. PERSFEKTIF PSIKOLOGI
Menurut Bruno (1981), memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penympanan, dan penggilan kembali informasi dan pengetahua.
Menurut Best (1987), setiap informasi yang kita terima sebelum masuk diproses oleh subsistem akal pendek (short term-memory). Dengan demikian, struktur sistem akal manusia terdiri atas tiga subsistem, yakni, Sensory register, Short term memory, dan Long term memory.
Memory dalam hal ini lazim juga disebut “stronge” atau tempat penyimpanan informasi.
Selanjutnya, ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memory manusia terdiri atas dua macam :
1. Semantic memory (memory semantic) yaitu memori yang khusus yang menyimpan arti dan pengertian-pengertian.
2. Episodic memory (memory episodic) yaitu memory khusus yang menyimpan informasi-informasi tentang peristiwa-peristiwa. Menurut Reber (1988) dalam memory simantik, iformasi yang diterima ditransformasikan da diberi kode arti.

D. TEORI-TEORI POKOK BELAJAR
Beberapa ahli mengadakan eksperimen untuk mengembangkan teori-teori baru yang juga berkaitan dengan belajar seperti : Coutigous Conditioning ( Guther ), Sign Leaning (Tolman), Gestalt Theory dan lain sebagainya.
1. Koneksionalisme
Adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L-Thorndike (1974/1949) berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890 an dengan menggunakan hewan kucing untuk mengetahui fenomena belajar.
­ Eksperimen puzzel box yang terkenal dengan nama instrumental conditioning mempelajari bahwa tingkah laku berfungsi sebagai instrumental (penolong) untuk mencapai hasil atau ganjaran yang dikehendaki (Hintzman, 1978). Berdasarkan teori diatas, Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon.
2. Pembiasaa Klasik
Teori pembiasaan klasik ( classical coditioning ) ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Wan Pavlov (1949-1936) bahwa dasarya classical coditioning adalan sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Dalam eksperimen Pualov menggunakan anjing untuk mengetahui rangsangan yang mampu mendatangkan respon yang tidak dipelajari. Anjing merespon dengan mengeluarkan air liurnya, dengan adanya sebuah rangsangan.
Teori-teori belajar hasil eksperimen Thorndike, Skinner, dan Pavlov di atas secara principal bersifat behavioristik dalam arti lebih menekankan timbulnya perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur. Teori-teori itu juga bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Jika kita renungkan dan bandingkan dengan teori juga temuan dan riset psikologi kognitif, karakteristik belajar yang terdapat dalam teori-teori behavioristik yang terlanjur diyakini sebagian besar ahli pendidikan kita itu, sesungguhnya mengandung banyak kelemahan.
Di antara kelemahan-kelamahan teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
a. Proses belajar itu dapat diamati secara langsung, padahal belajar adalah proses kegiatan mental yang tidak disaksikan dari luar kecuali sebagai gejalanya.
b. Proses belajar itu bersifat otomatis-mekanis, sehingga terkesan seperti gerakan mesin dan robot, padahal setiap siswa memiliki self-direction (kemampuan mengarahkan diri) dan self control (pengendalian diri) yang bersifat kognitif dan karenanya ia bisa menolak merespon jika ia tidak menghendaki, misalnya karenanya lelah atau berlawanan dengan kata hati.
c. Proses belajar manusia yang dianalogikan dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dan hewan.

3. Teori Pendekatan Kognitif
Sementara itu, teori filsafat pragmatisme yang dipelopori oleh William James (182 – 1910) dan teori-teori belajar yang bersumber dari eksperimen Pavlov, Thorndike, dan Skinner, telah diambil sebagai landasan psikologi aliran behaviorisme di bawah kepemimpinan Jhon Broadus Watson (1878-1958). Aliran behaviorisme yang terkenal radikal dan menantang itu kini sedang mengalami keruntuhannya. Karena kini semakin banyak pakar psikologi kelas dunia yang merasa tidak puas terhadap teori-teori behavioristik, apalagi setelah dibandingkan dengan hasil-hasil riset para pakar psikologi (Reber, 1988).
Diantara keyakinan principal yang terdaopat dalam teori behavioristik ialah setiap anak manusia lahir tanpa warisan kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan, warisan abstrak-lainnya. Semua kecakapan, kecerdasan dan bahkan perasaan baru timbul setelah manusia melakukan kontak dengan alam sekitar terutama alam pendidikan. Artinya, seorang individu manusia bisa pinter, trampil, dan berperasaan hanya bergantung pada bagaimana individu itu dididik.

E. PROSES DAN FASE BELAJAR
1. Definisi Proses Belajar
Proses berasal dari bahasa latin “Processus” yang berarti berjalan ke depan. Menurut Choplin (1972) proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan
Dalam psikologi belajar proses adalah cara-cara atau langkah-langkah khusus dengan beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber, 1988). Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju daripada keadaan-keadaan sebelumnya.

Lingkungan Belajar
Lingkungan merupakan criteria yang mendasar alam pendidikan formal. Goodman merekomendasikan bahwa bimbingan orang dewasa merupakan aspek penting dalam pendidikan.
Bruner menekankan bahwa hubungan anak dengan orang dewasa merupakan stimulus (perangsang) mempermudah belajar.
Colomen tentang pengaruh teman sebaya.
Rogres tentang kesehatan
Kerch tentang bahasa dan komunikas, oleh karena itu faktor guru dan orang tua yang membentuk lingkungan manusia ( human behaviroment ) di sekolah.
Kegiatan Belajar
Keterampilan SeusDrimotor
Belajar adalah sensorimotor, tindakan yang bersifat otomatis sehingga kegiatan-kegiatan yang telah dipelajari dapat dilaksanakan secara stimulant tanpa saling mennganggu.
a. Belajar Asosiasi
Belajar asosiasi akan dipengaruhi atau dipermudah dengan mengadakan klasifikasi, menghubungkan yang baru dengan yang sudah diketahui, mengadakan peninjauan kembali dengan asosiasi baru.
b. Belajar Konseptual
Belajar Konseptual adalah gambaran mental secara umum dan abstrak tentang situasi dan kondisi. Contoh demokrasi seperti pemufakatan bersama, kerjasama secara sukarela dalam kebenaran dan kebebasan dalam aspek-aspek konsep demokrasi.
Teori Belajar
­ Conditioning
Smiple conditioning atau teori Contiguty bahwa belajar terdiri atas pembangkitan respon. Contoh drill, paktek, pengulangan dan kejadian.
­ Connectionosm
Stiumul atau respons atau teori reinforcement yang dijelaskan oleh E.L Thorndike menekankan bahwa belajar terdiri atas pembentukan ikatan atau hubungan-hubungan antara stimulus respon yang terbentuk melalui pengulangan.
­ Field theory
Field theory yang terkemuka adalah teori Gestalt. Teori Gestalt sangat menekankan pada insight yang kadang-kadang dirumuskan sebagai persepsi yang tiba-tiba terhadap hubungan-hubungan keseluruhan situasi.
­ Psikologi Fenomenologis dan Humanitis
Psi fenomenologis dan humanistis menaruh perhatian besar terhadap kondisi-kondisi di dalam diri individu, yaitu psy chological state siswa.
Menurut Combs dan Suygg, psikologi fenomologis merupakan pendekatan yang memusatkan perhatiannya pada persepsi-persepsi pribadi yang unik.
­ Teori belajar dalam situasi sekolah
Hillgard mengelempokan teori belajar dalam dua hal utama. (1) Teori-teori Asosiasi dan (2) Teori Lapangan (fied).


Balajar dan Mengajar Perilaku

Belajar dan mengajarkan Pengetahuan
Pengertian Konsep:
Konsep adalah kelas atau kategori yang memiliki ciri-ciri umum. Stimulus adalah obyek, peristiwa atau orang (person).
Ciri konsep
1. Adanya atribut yang berbeda
2. Bakat (Aptitude)
3. Keadaan jasmani (physical fitness)
4. Penyesuaian social emosional
5. Latar belakang keluarga
6. Prestasi belajar
7. Anak-anak yang mengalami kesulitan
Konsep dan motivasi belajar.


Psi Belajar dan Mengajar
Bab 4. Hakekat dan Teori Belajar
­ Hakekat Proses Belajar
Belajar meliputi beberapa aspek seperti penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian social dan keterampilan dan cita-cita.
Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk perbaikan perilaku, misal perumusan dibutuhkan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap tetapi perubahanpun tidak mesti menghasilkan perubahan dilihat dari segi social.
Hilgrad dan Broweq mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktifitas, praktek dan pengalaman.
Pada belajarpun aspek pisik tidak boleh diabaikan oleh guru yang mempengaruhi pada kesenangan dan kepuasan yang diperoleh individu dari perbuatan belajar. Pengaruh belajar banyak dipengaruhi oleh orientasi kepribadian yang menjadikan senangdan tidaknya dalam proses belajar mengajar.

Respon Siswa
Akreditasi dan lingkungan hanya merupakan dua segi utama dan proses belajar. Para siswa memberikan respon dari berbagai rangsangan dan berbagai kekuatan. Pada anak mungkin memandang bahwa keberhasilan dalam bidang akademis menjadikan dia berprestasi atau kepemimpinan, anak lain memandang sukses akademis sebagai tunduk pada figur penguasa yang ditentangnya. Maka dari itu mengajar yang efektif secara kultural berbeda, harus meliputi keterampilan untuk melihat orang-orang dari segi pandangan anak.
Lingkungan Belajar
Lingkungan merupakan kriteria yang mendasar dalam pendidikan formal. Goodman merekomendasikan bahwa bimbingan orang dewasa merupaka aspek penting dalam pendidikan.
Bruner menekankan bahwa hubugan anak dengan orang dewasa merupakan stimulus (perangsang) mempermudah belajar.
Colomen tentang pengaruh teman sebaya.
Rogres tentang kesehatan
Krech tentang bahasa dan komunikasi, oleh karena itu faktor guru dan orang tua yang membentuk lingkungan manusia (Human Behaviroment) di sekolah.
Kegiatan Belajar
Keterampilan SeusDrimotor
Belajar adalah sensorimotor, tindakan yang bersifat otomatis sehingga kegiatan-kegiatan yang telah dipelajari dapat dilaksanakan secara stimulant tanpa saling mengganggu.
a. Belajar Asosiasi
Belajar asosiasi akan dipengaruhi atau dipermudah dengan mengadakan klasifikasi, menghubungkan yang baru dengan yang sudah diketahui, mengadakan peninjauan kembali dengan asosiasi baru.
b. Belajar Konseptual
Belajar konseptual adalah gambaran mental secara umum dan abstrak tentang situasi dan kondisi. Contoh demokrasi seperti pemufakatan bersama, kerjasama secara sukarela dalam kebenaran dan kebebasan dalam mengembangkan individu dalam aspek-aspek konsep demokrasi.
Teori belajar
­ Conditioning
Smiple conditioning atau teori Contiguty bahwa belajar terdiri atas pembangkitan respon. Contoh drill, paktek, pengulangan dan kejadian.
­ Connectionosm
Stiumul atau respons atau teori reinforcement yang dijelaskan oleh E.L Thorndike menekankan bahwa belajar terdiri atas pembentukan ikatan atau hubungan-hubungan antara stimulus respon yang terbentuk melalui pengulangan.
­ Field theory
Field theory yang terkemuka adalah teori Gestalt. Teori Gestalt sangat menekankan pada insight yang kadang-kadang dirumuskan sebagai persepsi yang tiba-tiba terhadap hubungan-hubungan keseluruhan situasi.
­ Psikologi Fenomenologis dan Humanitis
Psi fenomenologis dan humanistis menaruh perhatian besar terhadap kondisi-kondisi di dalam diri individu, yaitu psy chological state siswa.
Menurut Combs dan Suygg, psikologi fenomologis merupakan pendekatan yang memusatkan perhatiannya pada persepsi-persepsi pribadi yang unik.
­ Teori belajar dalam situasi sekolah
Hillgard mengelempokan teori belajar dalam dua hal utama. (1) Teori-teori Asosiasi dan (2) Teori Lapangan (fied).

Balajar dan Mengajar Perilaku

Belajar dan mengajarkan Pengetahuan
Pengertian Konsep:
Konsep adalah kelas atau kategori yang memiliki ciri-ciri umum. Stimulus adalah obyek, peristiwa atau orang (person).
Ciri konsep
1. Adanya atribut yang berbeda
2. Semakin kompelk konsep semakin sulit mempelajarinya
3. Jika atribut nyata lebioh midah menguasai konsep,dan jika atribut tidak nyata sulit menguasai konsep.

Jenis Konsep
­ Konsep Konjunigtif nilai tertentu disajikan bersama-sama
­ Konsep disjinigtif sesuatu yang dapat dirumuskan dengan sejumlah cara yang berbeda-beda
­ Konsep hubungan konsep yang mempunyai hubungan-hubungan kusus diantara atribut-atribut

Keguanaan Konsep
1. Konsep mengurangi kerumitan lingkungan
2. Konsep membantu di dalam mengidentifikasikan yang ada disekitar kita
3. Konsep membantu mempelajari sesuatu yang baru
4. Konsep mengarahkan kegiatan instrumental
5. Konsep memungkinkan pelaksanaan pengajaran
6. Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda dalam kelas yang sama.

Kondisi Belajar
Kondisi belajar penting untuk mempelajari keterampilan ada 3 kondisi pokok:
1. Contiguty adalah kejadian yang hampir simultan tentang stimulus dan respon
2. Latihan (Pratice) adalah kondisi eksternal yaitu pengulangan suatu respon
3. Balikan menitikberatkan aspek informasional yakni pengetahuan tentang hasil.

Pengalaman Balajar
Pengajar kelompok Wibert Y Mc Keachi
Pengajar individu banyak variasi dan varibitasnya. Perlu diperhatikan dalam pengajaran dan belajar individual antara lain :

1 komentar: